Minggu, 09 September 2012

Indonesia Bisa

Hey friends, mimin lagi seneng nge post nih, yah walaupun copas hehe. Udah baca judul postingan ini, kan? Yup, Indonesia Bisa. Tenang, masih berhubungan dengan Sains kok. Ini postingan tentang Jejak Sains di Indonesia. Ini nih, kumpulan ilmuwan-ilmuwan hebat Indonesia yang udah terkenal di luar Negeri. Yuk cekidot!! :D


 
1955

Teori 23 Kromosom

Dr. Joe Hin Tjio, seorang ahli Cytogenetics asal Indonesia menemukan fakta bahwa kromosom manusia berjumlah 23 buah. Melalui penelitian di laboratorium Institute of Genetics of Sweden’s University of Lund, temuannya berhasil mematahkan keyakinan para ahli genetika bahwa jumlah kromosom adalah 24 buah. Ia berhasil menghitung jumlah kromosom dengan tepat setelah menyempurnakan teknik pemisahan kromosom manusia pada preparat gelas yang dikembangkan Dr. T.C. Hsu di Texas University, AS.


 
1961

Pondasi Cakar Ayam

Teknologi ini ditemukan oleh Prof. Dr. Ir. Sedijatmo ketika ia sebagai pejabat PLN diminta mendirikan 7 menara listrik tegangan tinggi di daerah rawa-rawa Ancol, Jakarta. Pondasi yang dibuatnya ternyata mampu mengurangi hingga 75% tekanan pada permukaan tanah di bawahnya dibandingkan dengan pondasi biasa. Pondasi cakar ayam ini kemudian digunakan di Bandara Juanda, Surabaya yang memungkinkan landasan menahan beban hingga 2.000 ton atau seberat pesawat super jumbo jet. Selain di Indonesia teknologi yang sudah dipatenkan ini juga digunakan di 9 negara lain, seperti Jerman, Inggris, Perancis, Italia, Belgia, Kanada, AS, Belanda.


 
1979

Ketela Pemadam Api

Ketika sedang melakukan uji coba menggunakan cairan pelumas berbahan kulit ketela pohon di Queen Marry College-London University, Inggris, Randall Hartolaksono menemukan teknologi untuk memadamkan api secara efektif dan ramah lingkungan. Ketika itu, cairan buatannya tidak sengaja tumpah dan memadamkan api yang sedang menyala. Setelah diteliti lebih lanjut, ternyata diketahui bahwa cairan tersebut jika terkena panas akan mengeluarkan uap yang dapat menyerang api. Kini temuannya digunakan di berbagai perusahaan pertambangan di penjuru dunia sebagai solusi untuk mengatasi kebakaran


 
1983

Pesawat CN-235

Adalah pesawat dengan mesin turbo propeller hasil kerjasama Industri Pesawat Terbang Nusantara (IPTN) dengan CASA asal Spanyol. Pesawat ini mampu mengangkut 2 pilot hingga 45 orang penumpang dengan kecepatan maksimal 509 km per jam dan jarak tempuh 796 km. Pesawat ini kemudian digunakan oleh berbagai maskapai penerbangan sipil dan militer di sejumlah negara di dunia


 
1998

Kromatografi Tercepat

Di bawah bimbingan Profesor Toyohide Takeuchi di Universitas Gipu, Jepang, pada tahun 1998, Prof. Dr. Rahmiana Zein, yang saat itu sedang melakukan penelitian untuk disertasi doktor bidang kimia menemukan teknik kromatografi tercepat di dunia. Jika sebelum ini peneliti membutuhkan waktu antara 1.000 dan 100 menit untuk membedah senyawa kimia, teknik yang digunakan Rahmiana Zein mampu mendiagnosis senyawa kimia dalam waktu kurang dari 10 menit.

 
 
2000

Teknik Pengeringan Sperma

Teknik pengeringan – yang disebut sebagai evaporative drying – serta penyimpanan sperma dalam ruangan bertemperatur kamar ditemukan oleh Mulyoto Pangestu, seorang mahasiswa Indonesia yang sedang mengambil gelar Ph.D di Monash University, Australia. Uniknya, Mulyoto berhasil melakukannya menggunakan perlengkapan yang dapat ditemukan dengan mudah dan murah. Penemuannya ini dipatenkan di Australia dan menjadi milik Monash University. Akan tetapi, Mulyoto tetap tercatat sebagai penemunya.


 
2005

Persamaan Helmholtz

Persamaan matematika ini berhasil dipecahkan oleh Yogi Ahmad Erlangga, dosen ITB asal Tasikmalaya. Ketika memecahkan rumus tsb, Yogi sedang menempuh program Ph.D di Delft University of Technology, Belanda. Persamaan Helmholtz yang berhasil dipecahkannya, membuat banyak perusahaan minyak dunia gembira. Pasalnya, dengan rumus temuan Yogi itu mereka dapat lebih cepat dalam menemukan sumber minyak di perut bumi. Rumusnya juga bisa diaplikasikan di industri radar, penerbangan, dan kapal selam


 
2006

Pemindai 4 Dimensi

Electrical Capacitance Volume Tomography ditemukan oleh Dr. Warsito Purwo Taruno dan dipatenkan secara internasional. ECVT merupakan teknologi yang menggunakan sensor medan listrik statis yang bisa menampilkan gambar 4 dimensi dari tingkah laku gas dan partikel di dalam reaktor tertutup. Teknologi ECVT ini diperkirakan dapat mengubah drastis perkembangan riset dan teknologi di berbagai bidang, mulai dari energi, proses kimia, kedokteran, hingga nano-teknologi.


 
2010

Sistem Telekomunikasi 4G berbasis OFDM

Bersama koleganya, Khoirul Anwar, alumni ITB kelahiran Kediri ini merombak pakem efisiensi alat komunikasi. Ia mematenkan temuannya seputar sistem telekomunikasi 4G berbasis OFDM (Orthogonal Frequency Division Multiplexing). Atas karyanya, Khoirul Anwar mendapat penghargaan pada 2010, dari Institute of Electrical and Electronics Engineers Vehicular Technology Conference (IEEE VTC), Taiwan.

Bagaimana? Keren, kan? So pasti lah. Lihat deh, Ilmuwan Indonesia gak kalah keren sama ilmuwan-ilmuwan Jepang, Amerika, Spanyol, Jerman, dan sebagainya.  Ini membuktikan, bahwa benar Indonesia itu Bisa. Bisa untuk lebih maju. Orang-orang Indonesia itu cerdas, cerdas banget malah. Makanya friends, ayo di mulai dari diri kita sendiri. Mari berjuang, majukan Indonesia, tunjukan kepada dunia Indonesia Bisa. Mulai sekarang, sejarah dan dunia akan mengakui kita bangsa Indonesia adalah BANGSA CERDAS. Dan friends, janji deh sama mimin. Pastikan kalian ikut dalam memajukan Indonesia yah, memajukan Negeri kita tercinta. Gimana? Berjuang bersama yah. Semangat!! :D 



Data dari: http://terselubung.blogspot.com/2012/09/9-jejak-sains-indonesia-di-dunia.html

Sabtu, 08 September 2012

Faktor Penghambat Enzim

Faktanya : Makanan menjadi cepat basi di sebabkan oleh aktivitas enzim. Bakteri di udara hinggap di makanan dan berkembang secara cepat sambil mengeluarkan enzim-enzim pencernaan di media makanan. Enzim pencernaan dari bakteri inilah yang menyebabkan makanan berubah menjadi basi. Aktivitas enzim dapat di hambat dengan cara pemanasan dan pendinginan. *Mungkin karena alasan ini, ibu sering naruh makanan di lemari pendingin*

Oke, kita bahas Faktor yang Menghambat cara kerja enzim yah. Cuss baca :D
1. Suhu
Tiap kenaikan suhu 10º C, kecepatan reaksi enzim menjadi dua kali lipat.Hal ini berlaku dalam batas suhu yang wajar.Kenaikan suhu berhubungan dengan meningkatnya energi kinetik pada molekul substrat dan enzim.Pada suhu yang lebih tinggi, kecepatan molekul substrat meningkat.Sehingga, pada saat bertubrukan dengan enzim, energi molekul substrat berkurang.Hal ini memudahkan molekul substrat terikat pada sisi aktif enzim.Peningkatan suhu yang ekstrim dapat menyebabkan atom-atom penyusun enzim bergetar sehingga ikatan hidrogen terputus dan enzim terdenaturasi.Denaturasi adalah rusaknya bentuk tiga dimensi enzim dan menyebabkan enzim terlepas dari substratnya.Hal ini, menyebabkan aktivitas enzim menurun, denaturasi bersifat irreversible (tidak dapat balik). Setiap enzim mempunyai suhu optimum, sebagian besar enzim manusia mempunyai suhu optimum 37º C. Sebagian besar enzim tumbuhan mempunyai suhu optimum 25º C.

2. pH (derajat keasaman)
Enzim sangat peka terhadap perubahan derajat keasaman dan kebasaan (pH) lingkungannya.Enzim dapat nonaktif bila berada dalam asam kuat atau basa kuat.Pada umumnya, enzim intrasel bekerja efektif pada kisaran pH 7,0. Jika pH dinaikkan atau diturunkan di luar pH optimumnya, maka aktivitas enzim akan menurun dengan cepat.Tetapi, ada enzim yang memiliki pH optimum sangat asam, seperti pepsin, dan agak basa, seperti amilase.Pepsin memiliki pH optimum sekitar 2 (sangat asam). Sedangkan, amilase memiliki pH optimum sekitar 7,5 (agak basa).

3. Inhibitor
Kerja enzim dapat terhalang oleh zat lain. Zat yang dapat menghambat kerja enzim disebut inhibitor.Zat penghambat atau inhibitor dapat menghambat kerja enzim untuk sementara atau secara tetap.Inhibitor enzim dibagi menjadi dua, yaitu inhibitor kompetitif dan inhibitor nonkompetitif.
a) Inhibitor kompetitif
Inhibitor kompetitif adalah molekul penghambat yang bersaing dengan substrat untuk mendapatkan sisi aktif enzim. Inhibitor dan subtrat disini memiliki sifat yang hampir sama. Contohnya, sianida bersaing dengan oksigen untuk mendapatkan hemoglobin dalam rantai respirasi terakhir. Penghambatan inhibitor kompetitif bersifat sementara dan dapat diatasi dengan cara menambah konsentrasi substrat. *Enak banget nih enzim di rebutkan sama inhibitor dan subtrat, mau dong di rebutin sana sini, hehe :D*
b) Inhibitor nonkompetitif
Inhibitor nonkompetitif adalah molekul penghambat enzim yang bekerja dengan cara melekatkan diri pada luar sisi aktif enzim. Sehingga, bentuk enzim berubah dan sisi aktif enzim tidak dapat berfungsi.Hal ini menyebabkan substrat tidak dapat masuk ke sisi aktif enzim.Penghambatan inhibitor nonkompetitif bersifat tetap dan tidak dapat dipengaruhi oleh konsentrasi substrat.

Selain inhibitor, terdapat juga aktivator yang mempengaruhi kerja enzim.Aktivator merupakan molekul yang mempermudah enzim berikatan dengan substratnya.Contohnya, ion klorida yang berperan dalam aktivitas amilase dalam ludah.

4.Konsentrasi Enzim, Substrat dan Kofaktor.
Selain faktor-faktor pemicu aktivitas enzim, misalnya Ph, suhu, dan konsentrasi substrat, konsentrasi enzim sendiri ikut mempengaruhi kecepatan reaksi enzim.Sampai batas tertentu, semakin banyak enzim yang tersedia semakin pula kerja enzim tersebut.
Jika pH dan suhu suatu sistem enzim dalam keadaan konstan serta jumlah substrat berlebihan, laju reaksi adalah sebanding dengan enzim yang ada. Jika pH, suhu, dan konsentrasi enzim dalam keadaan konstan, reaksi awal hingga batas tertentu sebanding dengan substrat yang ada. Jika sistem enzim memerlukan suatu koenzim atau ion kofaktor , konsentrasi subsrat dapat menentukan laju keseluruhan sistem enzim.